Senin, 22 Mei 2017

hunting di bukit kasakora

Fenomena eksokarst pegunungan Sewu ratusan tahun yang lalu meninggalkan lanskap eksotis di Gunungkidul Jogja. Barisan bukit-bukit kerucut yang diikuti oleh naik dan turun di jalan-jalan yang bahwa kita sekarang lulus untuk salah satu wisata di kawasan Timur di Jogja ini adalah bukti. Mengemudi 2 jam tua itu tidak mampu membawa YogYES ke tujuan. Kita diminta untuk trekking sekitar 2 km dengan bidang cukup melelahkan untuk sampai ke tempat wisata terkenal di antara orang-orang muda.
Bidang penduduk adalah pemandangan yang pertama yang menyertai kita pada permulaan trekking, sampai kami mencapai padang rumput yang cukup lebar. Mitos tanah yang orang-orang sekitarnya telah tinggal di telah menjadi cerita di balik tanda mengatakan larangan bangunan di padang rumput yang disebut Lemah Sangar. Trekking terus sampai kami mencapai pantai Ngrumput. Dari berumput pantai pasir putih di beberapa sudut ini, tujuan kami sudah terlihat. Tepat di pesisir timur dengan bendera sebagai tanda.
Tangga curam batu karst dengan subur Pandan (Pandanus odorifer) tanaman pada nya melaju kiri kanan kita ke Puncak Kosakora, dataran tinggi di atas bukit yang sebelumnya disebut Bukit Ngrumput oleh masyarakat Tanjungsari. Sejak traveler yang sengaja berhenti memanggilnya Kosakora, ia menjadi primadona wisata baru yang tidak pernah sepi pengunjung.

Puncak Kosakora adalah hasil dari fenomena eksokarst lain di Gunungkidul. Bukit karst yang dalam satu baris dengan deretan pantai indah di Gunungkidul. Pantai Ngrumput, Pantai Drini, Pantai Watu Kodok, Pantai Sepanjang, Pantai Kukup dan bahkan Pantai Baron mercusuar yang terletak jauh di Barat dapat dilihat dari bukit sekitar 50 mdpl ketinggian. Bukit sekali tandus, sekarang buah dari banyak orang yang ingin menikmati keindahan panorama atau hanya ingin selfie dengan latar belakang pemandangan pantai selatan dari ketinggian, sebagai selfie di savanna Kenawa.
Panas matahari sore tidak membuat para remaja dan orang-orang muda yang mengunjungi puncak Kosakora membatalkan diri untuk mengambil sebuah potret diri. Mereka diserap dalam berpose di depan kamera tidak jauh dari papan kayu sederhana yang bertuliskan puncak Kosakora. Tidak ingin melakukan perjalanan jauh sia-sia, kami juga bergabung groufie ria. Tapi hanya beberapa kamera tembakan dan kita menyerah, tidak tahan panas.
Jika Anda ingin mengunjungi puncak Kosakora, YogYES menyarankan datang di pagi atau sore hari, ketika matahari berada tidak begitu menyengat. Atau, jika Anda ingin menikmati keindahan sunset dan sunrise dapat juga berkemah di Puncak Kosakora. Di tempat ini telah tersedia Penyewaan tenda dome ditulis oleh pelanggan kami setelah masa inap mereka tanpa harus membawa rumah mereka sendiri. Cukup mengeluarkan uang Rp 60.000 untuk kecil tenda atau Rp 100.000 untuk sebuah tenda besar.
Sudah datang di matahari sengit dan ada tidak ada rencana untuk menginap semalam, kita hanya memilih tempat tinggal dalam pondok-pondok bambu. Melepaskan sambil menikmati pemandangan laut luas kehilangan dalam horizon, mengagumi luasnya ciptaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar