Rabu, 24 Mei 2017

wisata candi ijo yogyakarta

ka mengunjungi Yogyakarta, tours bersejarah terutama mengunjungi Candi bisa menjadi salah satu pilihan.
Anda mungkin telah sering mendengar Candi Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.
Memang, ada masih banyak kelenteng yang tidak terkena meskipun memiliki potensi wisata juga cukup menarik, Candi Ijo salah satu dari mereka.
Terletak di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl), Candi Ijo adalah candi tertinggi di Jogja.

Dari ketinggian, telah membayangkan keindahan panorama bukit.
Disebut Candi Ijo karena candi yang dibangun sekitar abad ke-9 ini dibangun di atas sebuah bukit yang dikenal sebagai Bukit Hijau atau Gumuk Ijo.
Penyebutan nama Ijo desa pertama kali disebutkan dalam prasasti Poh berasal dari 906 iklan.
Dalam pengucapan tertulis tentang peserta upacara dari desa Wuang Hijau.
Jika demikian maka nama Ijo setidaknya telah 1100 tahun sampai dengan tahun 2006.
Kompleks Candi Ijo adalah kompleks teras terakota diabadikan yang terbelakang sisi Timur dengan punggung sebagai pusat percandian.

Teras pertama merupakan teras teras yang terbentang dari Barat ke Timur.
Sedangkan bangunan di atas teras dalam bentuk pagar di sekeliling dan delapan buah lingga patok.
Pada hari terakhir Teras ini juga candi utama berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Pada candi utama ada sebuah bilik dengan Lingga Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan dewi Parwati.
Sementara di dalam candi perwara, pengunjung dapat melihat patung Bait yang dikatakan sebagai kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana.
Berbagai bentuk seni juga dapat ditemukan di Candi Ijo kompleks. Salah satunya ukiran makara makara dengan motif kepala gand¬a dan beberapa atribut.

Untuk pengagum wisata sejarah, di candi ini juga dapat ditemukan karya yang masih menyimpan misteri yang tercantum pada prasasti.
Prasasti yang terletak di teras yang mengatakan ukuran 9 atau Bhuyutan yang berarti pertapaan.
Prasasti yang lain terbuat dari batu berukuran 14 cm dan tebal 9 cm terdaftar mantra-dimra diperkirakan mengandung kutukan "Om sarww¬awinasa, sarwwawinasa" yang berulang kali hingga 16 kali.
Sampai sekarang masih tidak mengungkapkan apa peristiwa terkait dengan tulisan.
Sementara itu, untuk para penggemar wisata alam, Bait adalah tempat yang direkomendasikan.
Dari seluruh penjuru angin, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang lengkap dengan angin lembut Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar