Rabu, 24 Mei 2017

wisata malam titik nol km Jogja

Banyak orang bingung ketika ditanya titik Yogyakarta nol. Beberapa menganggap, titik nol yang bersangkutan terletak di istana. Beberapa menduga Tugu jogja atau putih tugu palace. Lain berpikir itu adalah alun-alun Utara, atau bahkan antara Banyan dua pohon di tengah-tengah. Segala sesuatu tidak benar. Titik nol kilometer terletak di jalur, antara alun-alun Utara ke Ngejaman di ujung selatan Malioboro.

Sebuah papan peringatan resmi di depan gedung Senisono mantan dapat menjadi petunjuk dimana persis, titik nol Kilometer berada. Intinya adalah di sekitar persimpangan jalan di depannya.
Di akhir tahun 70-an untuk awal 80-an, di tengah-tengah persimpangan masih ada air mancur kota. Diperkirakan bahwa lokasi titik nol kilometer di lokasi ini air mancur.
Daerah sekitar ini kilometer nol adalah sebuah kawasan wisata sejarah. Di kiri dan kanan, terdapat bangunan kuno yang sering juga disebut loji. Yaitu, besar bangunan tua peninggalan Belanda. Kilometer nol daerah ini juga merupakan pusat ekonomi untuk masyarakat Yogyakarta, karena lokasinya yang strategis. Menyebutnya kawasan Malioboro, pasar Beringharjo, area Road Kyai Ahmad Dahlan, dan daerah Wijilan Street yang selalu ramai dengan wisatawan. Pada malam hari, sepanjang trotoar di sekitar persimpangan Jalan Jendral Ahmad Yani dan Jalan KH Ahmad Dahlan yang menjadi tempat nongkrong untuk menghabiskan malam. Banyak masyarakat juga berkumpul untuk mencari inspirasi dan bakat saluran dengan ekspresi.
Di daerah umum serangan monumen satu Maret, umum mengambil keuntungan dari area umum adalah konser musik yang digunakan.
SEJARAH
Di sebelah utara, di depan gereja Protestan di utara Gedung Agung, berdiri jam atau stadsklok. Daerah sekitar seputarnya sebelumnya disebut Margomulyo Street sering disebut Ngejaman.
Jam dibuat pada tahun 1916, sebagai Penawaran Umum Belanda kepada pemerintah untuk memperingati abad kembalinya pemerintahan kolonial Belanda dari pemerintah Inggris berkuasa di Jawa pada awal abad ke-19. Sekarang, kecil inskripsi menampilkan tulisan telah diabaikan.
Selanjutnya, ada bangunan yang memiliki halaman yang paling luas sepanjang segmen Istana kota Tugu Jogja. Yaitu Presidential Palace dari Gedung Agung. Bangunan ini selesai tahun 1832. Bangunan ini digunakan sebagai tempat tinggal Residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta. Bangunan rusak parah akibat gempa tahun 1867.
Pada era kolonial Jepang, gedung ini menjadi kediaman resmi Koochi Zimmukyoku Tyookan, penguasa Jepang kota Yogyakarta.
Dari 1946-1949, gedung ini menjadi kediaman resmi Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Pada waktu itu, Yogyakarta menjadi ibukota RI.
Sekarang, Gedung Agung adalah salah satu Istana Presiden Republik Indonesia yang berada di luar kota Jakarta. Gedung Agung adalah sebuah bangunan penuh nilai sejarah, sebagai saksi berbagai peristiwa penting di Yogyakarta.
Selanjutnya, Benteng Vredeburg yang tepat di depan Gedung Agung. Bangunan yang menjadi markas besar Angkatan Darat pada zaman penjajahan Belanda. Sekarang, berfungsi sebagai museum dengan nama Museum Benteng Vredeburg.
Benteng ini dibangun Sultan Hamengku Buwono I di 1760 atas permintaan orang Belanda. Bangunan halus pada tahun 1787. Kemudian diberi nama Benteng Rustenburg. Itu adalah, istirahat castle. Bangunan rusak juga parah selama gempa bumi besar, pada tahun 1867. Setelah pembenahan, namanya diubah menjadi benteng Vredeburg. Ini berarti benteng perdamaian. Orang-orang Jogja yang digunakan untuk memanggil benteng ini dengan nama jalan Lodji Gedhe. Sementara barak tentara belakangnya disebut Lodji kecil. Gedung Agung yang tepat di depan, karena ini memiliki taman yang besar, disebut Lodji Kebon.
Di sebelah timur Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan, sekali sebuah toko bernama NV Store Eropa, yang menyediakan barang-barang yang diimpor untuk kebutuhan orang-orang Belanda. Setelah periode kemerdekaan, bangunan bekas toko ini digunakan sejumlah kantor. Di antara mereka sebagai kantor Departemen penerangan, kantor wartawan Indonesia bersama, serta perwakilan Antara Berita Agency.Now, semuanya ini tidak ada.
Di Timur, berdiri Societet de Vereeniging bangunan dan ruang pertemuan yang dikenal masyarakat Yogyakarta dengan nama Balai Mataram. Tempat ini merupakan tempat rekreasi dari orang-orang Belanda. Bartilly adalah salah satu permainan, sehingga bangunan ini disebut juga Chamber bola.
Di 50 's, gedung ini digunakan sebagai bioskop orang-orang dengan nama Senisono. Bioskop pindah ke salah satu sudut alun-alun Utara dan berganti nama menjadi Soboharsono. Saat ini, itu berubah fungsi menjadi sebuah galeri seni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar